Minggu, 30 November 2014
Kamis, 27 November 2014
Jumat, 21 November 2014
Senin, 17 November 2014
"Sentuhlah HATINYA dengan HATIKU"
Jumat-Minggu, 14-16 November 2014, di Ambarawa, Sekitar 50-an biarawan-biarawati dari 27 kongregasi mengadakan kegiatan "Pertemuan Promotor Panggilan Kongregasi Keuskupan Agung Semarang".
Diundang juga untuk Sharing tentang pengalaman Kaum Muda (OMK) dalam keterlibatannya di Gereja. Landri adalah salah satu perwakilan Indonesia dalam AYD (Asian Youth Day) di Korea 2014. Ia pun sempat menghadiri WYD (World Youth Day) di Brazil. Landri bersama teman-temannya (Leo-Titus-Adi- dan Martin) memberi gambaran bagaimana sekarang ini masih banyak anak muda yang "nggetih" (militan) dalam hidup menggereja.... Patut ditiru...!!!
Tim Musik mengiringi Landri dan kawan-kawan menyanyikan lagu persembahan untuk para biarawan-biarawati yang hadir.
Ayoo.. Rekan-rekan Muda...tunjukkan dirimu....!!!
Bergabunglah bersama kami....!!!
(join us FB: KAWAN MSF)
Sabtu, 01 November 2014
Frat, kok mau jadi frater sih?
FRAT, KOK MAU
JADI FRATER SIH?
Sebagaimana
kebiasaan para frater Misionaris Keluarga Kudus (MSF), pekan suci menjadi
kesempatan untuk ber-assistensi di
paroki-paroki MSF. Tidak terkecuali saya yang diutus ke paroki Hati Yesus Maha
Kudus (HYMK) Purwodadi untuk membantu para konfrater yang berkarya di paroki
tersebut. Saya menyambut tugas perutusan ini dengan sukacita, makhlum, ini
menjadi tugas assistensi paskah pertama saya sebagai calon imam MSF.
Sehari menjelang
tri hari suci, Romo Andri MSF, Romo Kepala Paroki HYMK menjemput saya di Biara
Nazaret Yogyakarta. Layaknya seorang misionaris, saya hanya berbekal satu tas
ransel berisi sepotong jubah, sepasang sepatu, dan beberapa pakaian ganti.
Perjalanan dari
Yogyakarta ke Solo terasa aman terkendali, bahkan saya bisa sesekali tertidur
dalam mobil tersebut. Akan tetapi, saya mau tidak mau harus terbangun ketika
mobil yang saya tumpangi memasuki wilayah Grobogan. Mobil yang sebelumnya
melaju dengan nyaman berubah menjadi mobil goyang karena harus menerobos jalanan
yang rusak untuk menuju gereja Paroki HYMK Purwodadi.
Akhirnya saya
sampai juga di pastoran paroki tersebut pada malam hari menjelang kamis putih. Oleh
Romo Andri MSF, saya diminta mempersiapkan diri untuk membantu perayaan tri
hari suci di gereja paroki tersebut. Maka, mulai malam itu aku mempersiapkan
diri mulai dari renungan-renungan sampai latihan menyanyikan exultet.
Jumlah umat
paroki tersebut tidak begitu banyak jika dibandingkan jumlah umat paroki Banteng
dimana skolastikat MSF berada. Bagi kebanyakan umat di Paroki Keluarga Kudus Banteng
tidak asing dengan kehadiran frater, suster, maupun bruder karena saking banyaknya komunitas di paroki
banteng. Akan tetapi, bagi umat paroki HYMK Purwodadi kehadiran seorang frater
seolah menjadi barang langka. Bahkan mereka menganggap seorang frater mumpuni, serba bisa, padahal saya
sendiri masih belajar. Saya mencoba untuk memberikan diri semampu saya dan
sesuai peran saya sebagai calon imam.
Saya mendampingi
Imam setiap perayaan tri hari suci, kamis putih, jumat agung, dan malam paskah,
serta minggu paskah. Selain itu, saya melibatkan diri dengan dinamika umat
dalam persiapan perayaan paskah, seperti penataan tempat, merangkai bunga,
latihan koor, latihan misdinar, dan persiapan paramenta. Bertegur sapa dengan
umat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa,
sampai yang sudah lanjut usia. Kebanyakan mereka mengaku senang atas
kehadiran seorang frater yang memberi kemeriahan dalam perayaan paskah.
Syukur pada
Tuhan bahwa kehadiran saya dirasakan baik dan membantu umat memasuki misteri
agung iman kita yakni misteri paskah. Sungguh bahagia rasanya melihat keceriaan
umat ketika saling memberi ucapan paskah. Kebangkitan Yesus memberi sukacita
dan semangat persaudaraan. Akan tetapi, kiranya tidak terhenti pada rasa senang
belaka. Kristus sendiri mengajak kita untuk semakin beriman dalam pekerjaan dan
menghayati salib Tuhan. Dengan kata lain, kita diutus untuk mewartakan kabar
sukacita melalui panggilan hidup kita masing-masing.
Panggilan
Panggilan dalam
arti terbatas adalah panggilan imamat dan hidup bakti itu sendiri. Panggilan
pada jaman ini bisa dikatakan langka. Hal itu bukanlah sebatas wacana tetapi
sungguh nyata.
Setelah saling
memberikan ucapan paskah, saya spontan mengajak para misdinar untuk mau masuk
seminari menjadi imam. Akan tetapi, apakah tanggapan mereka? Salah seorang
diantara mereka bernama Andre yang duduk di kelas XI SMA, dengan lantang
menjawab, “Ya nanti biar anak saya saja, Ter!”
Waktu itu saya
menjadi sadar bahwa inilah realita yang terjadi dalam gereja dimana panggilan
tidak lagi menarik. Kerinduan umat akan sosok imam dan frater yang sedia
melayani dan memimpin perayaan ekaristi, tidak diimbangi oleh semangat
panggilan dalam diri kaum muda. Kaum muda jaman ini telah dipenuhi oleh
pelbagai pilihan remeh dan tidak penting sehingga sulit untuk memilih
pilihan-pilihan radikal, pelayanan demi banyak orang dalam mengikuti Yesus.
Kemajuan jaman
ini menuntut setiap orang memiliki pegangan atau pedoman hidup. Banyak kasus
kemerosotan moral terjadi karena banyak orang larut dengan kesibukan dan
melupakan panggilannya sebagai anak Allah. Pedoman hidup yang paling utama bagi
orang kristiani adalah Kristus sendiri. Bagaimana kita mengenal Kristus?
Bagaimana bisa kita mengenal Kristus tanpa seorang saksi? Kristus tidak tinggal
lagi dengan kita sebagaimana pengalaman Ia bersama para murid 2000 tahun yang
lalu. Untuk mengenal Dia yang hidup, menderita, wafat, dan bangkit, kita
membutuhkan saksi-saksi iman. Saksi-saksi iman tersebut tidak lain adalah imam,
biarawan, dan biarawati yang secara khusus ambil bagian dalam pewartaan injil
Tuhan.
Dari
keprihatinan tersebut, kita disadarkan bahwa panggilan imam dan hidup bakti
semakin penting di tengah spiritualitas, doa, dan karya pastoral umat beriman.
Melihat kebutuhan mendesak tersebut tiada hentinya kita diundang untuk berdoa bersama
secara khusus memohon kepada Tuhan akan tumbuhnya benih panggilan imamat dan
hidup bakti di antara kaum muda.
Panggilan imamat
dan hidup bakti memang tidak bisa dipaksakan. Hal itu karena tumbuh dari
pengalaman personal perjumpaan dengan Kristus. Maka di sini, juga menuntut
kesaksian yang baik diberikan oleh mereka yang menyandarkan diri kepada injil
(imam, biarawan, dan biarawati) melalui perutusan mereka masing-masing sehingga
semakin memikat orang untuk mempersembahkan diri secara total demi kerajaan
Allah.
Yesus sendiri
terus-menerus berkata, “Datanglah ke mari, ikutilah Aku” (Mrk 10:21). Saya
tidak bermaksud menganalogikan ajakan saya kepada misdinar paroki HYMK
Purwodadi dengan ajakan Yesus. Akan tetapi, tidak ada salahnya mengajak dan
menantang kaum muda untuk ambil bagian dalam karya perutusan Kristus, sebagai
imam, biarawan, dan biarawati.
Saya sadar
mengikuti Yesus tidak mudah. Menerima undangan-Nya berarti tidak lagi memilih
jalan kita sendiri. Saya sadar seringkali harus menyangkal diri dengan
membenamkan kehendak diri sendiri ke dalam kehendak Yesus. Namun, jika kita mau
mengistimewakan Dia di dalam hidup ini, kita pun akan diistimewakan oleh Dia.
Ivan Mahendra MSF
(disadur
dari PRABA Tahun 64-No.12-Juni-II-2013)
Biara Nazareth-Skolastikat MSF
Biara Nazareth – Skolastikat MSF
Rumah
Studi bagi Calon Imam-Biarawan MSF
Bagi kebanyakan umat Keuskupan Agung Semarang, tentu tidak asing dengan Kongregasi
Para Misionaris Keluarga Kudus (MSF). Hal itu karena Para Romo MSF banyak berkarya
di Keuskupan Agung Semarang (KAS) baik dalam bidang parokial maupun kategorial.
Ada beberapa paroki KAS yang dilayani oleh Para Romo MSF, seperti: Solo, Salatiga,
Purwodadi, Kudus, Pati, Juwana, Jepara, Temanggung, Parakan, Semarang, dan
Yogyakarta. Sedangkan, contoh karya kategorial yakni terwujud dalam Komisi Pendampingan
Keluarga KAS.
Sebagai kongregasi internasional, Kongregasi Para Misionaris Keluarga
Kudus (MSF) mempersiapkan para calon misionaris baik imam maupun bruder sehingga
kelak dapat mengemban tugas perutusan dimanapun gereja membutuhkan. Maka dari
itu, salah satu tempat formasio para calon imam-biarawan MSF adalah Biara
Nazareth – Skolastikat MSF di jalan kaliurang Km. 7,5 Sleman Yogyakarta.

Frater Skolastik MSF – “Frater Banteng”
Setelah menjalani masa novisiat di Salatiga dan mengucapkan kaul pertama
dalam kongregasi MSF, Para frater MSF resmi menjadi penghuni Biara Nazareth
ini. Biara Nazareth (Binaz) ini cukup familiar karena letaknya berdampingan
dengan Paroki Keluarga Kudus Banteng Yogyakarta. Oleh karena itu, para frater
pun ikut terlibat dalam dinamika umat paroki tersebut. Tidak jarang, umat
sekitar menyebut Para Frater Skolastikat MSF sebagai “Frater Banteng”, untuk
membedakan dengan frater dari konvik lain.
Tugas perutusan utama frater penghuni Binaz ini ialah studi. Hal itulah
menjadi alasan ada sebutan frater skolastik (student). Biara Nazareth inilah menjadi rumah studi para frater
skolastik MSF. Untuk menunjang fungsi rumah studi, Biara Nazareth terdiri dari
beberapa unit yakni, unit Filosofan, unit Teologan, dan unit Patres. Unit filosofan merupakan tempat
bagi para frater tingkat I—IV yang sedang bergumul dengan bidang filsafat. Unit
Teologan merupakan tempat bagi para frater tingkat V—VI yang merampungkan studi
teologi. Sedangkan, unit Patres
adalah tempat bagi para Romo Staff-Formator. Semua Frater tersebut adalah
mahasiswa Fakultas Kepausan Teologi Wedabhakti (FTW) Yogyakarta. Sedangkan,
beberapa romo staff-formator juga merupakan dosen di fakultas yang sama.
Cara Hidup Keluarga Kudus
Kebanyakan frater menyatakan bahwa hidup bersama dalam komunitas menjadi
salah satu cara memelihara panggilan mereka. Karena itu, acara komunitas
menjadi perhatian bersama, misalnya Perayaan Ekaristi-Doa Bersama, bekerja
bersama, rekreasi bersama, olahraga bersama, bahkan memasak bersama. Selain
memupuk rasa kekeluargaan, hidup dalam komunitas pun melatih sikap tanggung
jawab, misalnya dalam pembagian tugas-tugas harian.
Yohanes
Berthier, pendiri kongregasi MSF pun pernah berpesan, “Pekerjaan tangan tidak
akan mengotori tangan imam-calon imam!” Maka dari itu, opera manualia menjadi salah satu sarana para frater untuk bertekun
dalam pekerjaan tangan sederhana: menyapu, mengepel, memasak, cuci piring,
membersihkan WC, dsb. Selain itu, aspek humaniora para frater pun berkembang
dengan bermusik, bertani, kerja tangan, dsb. Studio musik komunitas dapat
menjadi tempat bagi para frater mengembangkan jiwa seninya. Sedangkan, Para
Frater yang mempunyai minat bertani pun dapat bersama karyawan membudidayakan
tanaman organik.
On Going Formation
Romo Y. Sulistjanto, MSF, Staff-Koordinator Spiritualitas Binaz pun
tiada hentinya mengingatkan para frater untuk memperhatikan On Going Formation. Sebagai calon imam,
tidak cukup hanya pandai dalam bidang akademik saja. Paling tidak tujuan
pembinaan calon imam itu menyangkut perutusan (studi), hidup bersama
(komunitas), dan hidup doa/rohani. Bagaimana hidup doa dibina dalam rumah studi
ini?
Para frater telah memiliki pendasaran hidup rohani di novisiat.
Harapannya para frater secara pribadi terus mengolah diri dan relasinya dengan
Tuhan. Ada beberapa kegiatan yang dikhususkan untuk membina hidup rohani para
frater, antara lain: rekoleksi, retret, dan konferensi rohani yang rutin
dilakukan tiap bulannya. Akan tetapi, penting pula bagi para frater untuk
mengolah hidup mereka lebih mendalam. Maka, bimbingan rohani dengan para romo
pembimbing rohani diperlukan demi kemajuan hidup panggilan mereka.
Latihan Kerasulan
Dalam rangka mengembangkan
diri dan mempersiapkan diri untuk tugas perutusan sebagai imam MSF, para frater
diberi kesempatan untuk latihan kerasulan. Unik hanya terjadi di Skolastikat MSF, para
frater terbagi dalam 3 macam kerasulan sesuai karisma kongregasi MSF, yakni
Kerasulan Panggilan, Kerasulan Keluarga, dan Kerasulan Misi. Setiap frater
diharapkan pernah ambil bagian dalam ketiga kerasulan itu selama masa formatio
di Biara Nazareth.
Setiap
kerasulan pun memiliki tugas masing-masing. Kerasulan panggilan memiliki visi
memelihara panggilan hidup umat beriman baik sebagai awam maupun secara khusus
panggilan hidup bakti, misalnya dengan pendampingan putra-putri Altar dan weekend-animasi
panggilan. Kerasulan keluarga para frater skolastik MSF, misalnya dengan
kunjungan keluarga dan mempersiapkan calon manten dalam kursus perkawinan.
Sedangkan, kerasulan misi biasanya mengambil kesempatan dalam mendampingi para
napi di lembaga permasyarakatan, mendampingi kelompok kategorial di
paroki-paroki sekitar Biara, dan tim pelaksana outbond. Sekali lagi, ketiga kerasulan tersebut dimaksudkan untuk
sarana latihan para frater untuk mempersiapkan diri menjadi imam yang dapat
melayani umat dengan baik.
Agenda Komunitas Binaz
Walaupun
libur kuliah, para frater MSF tidak otomatis cuti liburan ke rumah keluarga
masing-masing. Setiap frater mendapat jatah libur sesuai aturan propinsi,
setidaknya 2 minggu dalam 1 tahun dan diambil tiap semester. Pada Hari Raya
Natal dan Pekan Suci Paska para frater tidak pulang melainkan bertugas
assistensi ke paroki-paroki MSF di Jawa. Tugas itu dimaksudkan sebagai sarana
gladi para frater untuk semakin mengenal dinamika hidup seorang imam di tengah
medan karya. Di samping itu, Para Frater MSF mengenal live-in umat yang biasa
diadakan setiap libur semester kuliah. Live-in umat itu diadakan di
paroki-paroki MSF sehingga menambah pengalaman perjumpaan para frater dengan
umat.
Acara yang
rutin berlangsung dan menjadi perhatian anggota komunitas bahkan Propinsi,
antara lain: Pelantikan Lektor-Akolit, Kaulan, dan Tahbisan. Pelantikan
Lektor-Akolit diperuntukkan bagi para frater tingkat IV. Acara ini biasanya
rutin berlangsung setiap 19 September, bertepatan peringatan Bunda Maria La
Sallete (pelindung kongregasi MSF). Sedangkan, upacara pengikhraran-pembaruan
kaul atau sering disebut kaulan pun menjadi agenda rutin komunitas Binaz yang
biasanya dilaksanakan di bulan Juli. Bagi kauliawan pertama yang mengikharkan
kaul untuk pertama kalinya dan kauliawan kekal yang mengucapkan kaul kekal,
kaulan menjadi moment bersejarah dalam hidup panggilannya apalagi nanti dalam
perayaan tahbisan. Perayaan Tahbisan menandai puncak pendidikan calon imam
sekaligus menjadi awal hidup baru bagi para imam baru dalam memulai karya
mewartakan kabar sukacita Tuhan.
I’m Proud to be MSF. How About You?
Sejatinya
masih banyak cerita tentang Biara Nazareth. Jika anda berminat ingin mengetahui
lebih jauh tentang biara nazareth beserta para Romo-Frater MSF; datanglah ke
Biara Nazareth Yogyakarta atau hubungi para para Romo-Frater MSF, (0274) 885702
/ facebook: Kerasulan Panggilan MSF.
Ivan Mahendra MSF
Langganan:
Postingan (Atom)