Selasa, 12 Januari 2016



LIBURAN : Berkunjung ke Pemerhati MSF


Seraya mengisi liburan...para frater Skolastikat MSF bersama Rm. Walidi MSF (rektor) mengadakan kunjungan keluarga pemerhati MSF. 
Berikut beritanya:


                                       Foto 1: Kunjungan ke keluarga Mas Eko Ayu Foto...

Pak Yanto (ayah dari Mas Eko) sedang sakit...tetapi beliau tetap bersedia menemui kami dan bercerita banyak hal yg inspiratif dan memberi semangat bagi panggilan para para frater. Kami semua terharu, ketika tengah berdoa, Pak yanto menangis...hingga kami pamitan pun beliau tetap menangis karena senang, bahagia mendapat kunjungan ini. 


Foto 2: kunjungan ke ibu Sugiarto...dapat es cream....hehe

O ya...kunjungan yang kami buat ini sengaja bersifat DADAKAN alias tidak memberitahu lebih dahulu kalau kami akan datang.... surpriseeeee.....!!! 

Bu Giarto sangat senang kami datang...khususnya ada Rm. Walidi yang turut menemani kami.... 

Foto 3: Kunjungan ke rumah Bu Ari...si tuan rumah pake mandi dulu...hahaha....!!

Kunjungan ke rumah Ibu Ari ini merupakan paket kunjungan hari ke-2. Kunjungan 1: ke Ibu AGNES DIBYO (maaf gak sempat ambil foto...) - lalu ke MAs EKO ayu foto - dan terakhir ke IBU SUGIARTO. Sedang hari ke-2: Ibu ARi dan Ibu BAMBANG.

Foto 4: Naaahh...kalo ini kunjungan ke Rmh. Bu Bambang....ssttt...pas doa...hehehe!!!

MEreKa2 adaLAH KeluarGA MSF....Oleh KareNA itu....kita wuJudKAn KeluarGA KuduS ALLAH dalam jaLInan yang ERAt antaRA KEluarGA MSF dengan KeluaRGA2 UmaT KrisTiani....!!!


salam  
KELUARGA KUDUS NAZARETH: 
YESUS 
MARIA 
YUSUF





Minggu, 27 September 2015

Sejarah MSF


 Sejarah MSF

 

Kongregasi MSF didirikan 28 September 1895 dan mendapat pengakuan resmi dari Bapa Paus Leo XII pada tahun 1911. Pendirinya adala Pater Jean Berthier, anggota Tarekat Misionaris La Salette (MS) di Perancis. Sebagai imam di Gunung La Salette, P. Berthier melayani peziarah di tempat Bunda Maria menampakkan diri pada tahun 1846 kepada dua gembala cilik yaitu  Maximin Giraud dan  Melanie Calvat.

Sebagai biarawan yang gemar membaca Kitab Suci, P. Berthier amat terkesan oleh sabda Yesus dalam  Mat 9: 37, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit”. Sabda inilah yang pada mulanya mendorong P. Berthier mengabdikan seluruh hidupnya sebagai Misionaris La Salette untuk kerasulan dan usaha mencari kawan-kawan sekerja bagi kebun anggur Tuhan. Karena sabda itu pula, ia berkarya bertahun-tahun lamanya sebagai imam di Gunung La Salette khususnya, dan Perancis pada umumnya.

Sementara seruan Paus Leo XIII untuk memajukan karya misi diterima umat dengan penuh semangat, P. Berthier melihat begitu banyak orang muda yang ingin menjadi imam dan biarawan, tetapi terhalang oleh usia dan kemiskinan. Ketika tarekat Misisonaris La Salette tidak bersedia menyediakan sarana dan membuka kemungkinan bagi orang-orang muda itu untuk mewujudkan cita-cita mereka, P. Berthier mulai memikirkan kemungkinan mendirikan tarekat religius baru guna menampung mereka yang sudah dianggap terlambat (usia berkisar antara 14 hingga 30 tahun) dan tidak mampu membiayai pendidikannya karena miskin. Tarekat ini diharapkan dapat mengambil bagian dalam tugas perutusan Gereja serta menarik banyak orang muda untuk mengabdikan diri dalam tugas evangelisasi Gereja pada masa itu.

Tarekat baru yang didirikannya itu bersifat internasional dengan nama: MSF (Congregatio Missionariorum a Sacra Familia). Orang-orang muda yang masuk tarekat ini diharapkan mau mengikuti Kristus dalam suatu cara hidup yang menuruti nasehat-nasehat Injil, untuk mengemban tugas misioner Gereja.
Rumah pertama MSF berada di Grave, negeri Belanda. Di rumah itu tunas-tunas perdana dididik, lalu diutus ke tanah tanah misi untuk mewartakan Kabar Gembira. Sejak itu, MSF berkembang dan mulai menyebar ke pelbagai penjuru dunia, termasuk negara kita Indonesia; di Kalimantan pada tahun 1926, sedangkan pada tanggal 26 Februari 1932, MSF mulai berkarya di Jawa.


re-writed by Ivan Mahendra MSF

Selasa, 22 September 2015

Kerabat Muda MSF



Siapa sih mereka?

Mereka adalah para mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari paroki-paroki MSF Jawa maupun juga MSF Kalimantan yang KULIAH di Jogja. 
Kelompok ini baru terbentuk tahun ini (belum lama kan?!). Berangkat dari keprihatinan kami, para Frater MSF (Skolastikat MSF) soal kaum muda. 
Pasalnya, teman-teman muda yang dulu begitu aktif di paroki masing-masing, kurang mendapat "tempat" untuk kembali aktif dalam hidup menggereja, secara khusus di Yogyakarta, di mana mereka kuliah. 

Mengapa tidak kita ngumpul bareng dan membangun persaudaraan/kekeluargaan seraya belajar sesuatu??!!!

Nah, inilah tempatnya: 
"KERABAT MUDA MSF"...!!! 


Mengapa Kerabat Muda MSF?

1. Kerabat....istilah ini tentu tidak asing bagi kalian...Istilah Kerabat mengandaikan ada ikatan kekeluargaan yang dekat...dan memang itulah tujuannya supaya ada ikatan kekeluargaan diantara kita (MSF dan kaum muda).
2. Kerabat Muda MSF...apakah ada "Kerabat Tua MSF"?? Yaaa....tepat sekali...ada Kerabat yang lain...tapi baiklah kita tidak menyebutnya sebagai kerabat "tua" tetapi "Kerabat Senior MSF". Sesungguhnya sudah lama ada Kerabat MSF di setiap paroki yang digembalakan imam-imam MSF. Paroki: Jogja (Banteng dan Minomartani), Solo (Purwosari dan Kleco), Semarang (Atmodirono, Sendang Guo, dan Semarang Indah), Pantura (Kudus, Pati, Jepara), Gubug, Purwodadi, Temanggung, Parakan, Jakarta (Rawamangun dan Jagakarsa)

Kegiatannya apa aja Ter?

Aha, banyak sekali....hehehe. 
Untuk Kerabat Muda MSF ini ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Misalnya: terlibat dalam berbagai kepanitiaan (Tahbisan Romo-romo MSF, Kaulan, Misa Arwah,dsb.), doa bareng, pertemuan rutin dengan Kerabat MSF se-Jawa, rekoleksi, dan beberapa kegiatan kreatif lainnya seturut kesepakatan dan perencanaan bersama (ziarah, sepedaan, lotisan, olah raga, nyanyi/main musik, dsb.) 

Bagi teman-teman yang kemarin sudah bergabung, pastinya udah merasakan bagaimana menjadi bagian dari Keluarga MSF. Udah terlibat dalam beberapa kepanitiaan, ada pertemuan Kerabat MSF di Purwosari (dan mereka kenalan untuk pertama kalinya), pertemuan-pertemuan MalMing (Malam Minggu-an di Biara Nazareth bersama beberapa frater MSF), juga termasuk REKOLEKSI awal. 


Ini beberapa fotonya (yang lain menyusul yaa....hehe)








Nahh....bagaimana kalo ada yang pengen ikut, tetapi bukan dari paroki MSF? BOLEH BANGGGEEEESSS....!!! hehehe.... Sebenarnya udah ada beberapa yang bukan berasal dari paroki MSF. Sangat MUNGKIN....!!

Maka, monggo....bagi kaum muda yang pengen mengenal MSF...semangatnya MSF berkreatifitas bersama, mengolah diri, berkegiatan yang bermanfaat, dan bahagiaaaa....hehehe. GABUNG WAEE....alias GABUNG AJAAAA....!!


Caranya?
Hubungi kami via FB: Kerabat Muda MSF atau KAWAN MSF
atau kontak aja ke frater-frater MSF Skolastikat MSF yang kamu kenal...

Buat Hidupmu lebih Hidup...!!

Tuhan dan kami menunggumu...!!

Rabu, 08 April 2015

         Sudah menjadi TRADISI para Frater MSF: setiap tahun ketika Natal dan Paskah menjalani ASISTENSI di paroki-paroki. Tujuannya (1) untuk belajar dan (2) melayani umat dalam ekaristi dan ibadat. Kecuali itu para frater bisa semakin mengenal para konfrater (para romo) yang tinggal di paroki (yang nota bene adalah paroki MSF).  Setiap selesai asistensi para frater menampakkan kegembiraannya, karena tentu mendapat banyak pengalaman baru yang seringkali semakin meneguhkan iman dan panggilan mereka.


  Fr. Ivan bersama para suster saat Paskah Anak di Paroki Banteng Jogja



 Bawah: Fr. Nyaris menyanyikan Exultet saat Malam Paskah di salah satu stasi di Paroki Salatiga

              
Baru saja para Frater dan Romo MSF komunitas Skolastikat MSF membuat buku berjudul "Bahagianya Tuh di Sini!" Buku ini dimaksudkan untuk berbagi kisah panggilan kepada umat, khususnya kaum muda. Harapannya semakin orang tahu bagaimana perjalanan kisah seseorang menjadi frater, romo, dan uskup. Dengan demikian juga menginspirasi kaum muda untuk merancang masa depannya dengan mendengarkan suara TUHAN di dalam dirinya. Siapa tahu TUHAN memang memanggilmu??!!



Harganya sangat murah!
Jika ingin mendapatkannya bisa pesan kepada para frater MSF Jogja, sekretariat paroki Banteng, atau menghubungi romo paroki (MSF) setempat. 








Kamis, 19 Februari 2015

We are Missionary..

Kami Adalah Misionaris

Kami, para misionaris Keluarga Kudus, merupakan suatu tarekat religius. Kami membaktikan diri kepada Allah melalui kaul-kaul publik: kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan. Kami percaya bahwa Allah telah memanggil kami untuk mengikuti Yesus Kristus dan kami ingin mengambil bagian dalam perutusan-Nya untuk keselamatan dunia. Dibimbing oleh Roh Kudus, kami mewujudkan kharisma-kharisma kami: misi, pastoral panggilan, dan pastoral keluarga. Penjelmaan Sabda Allah dan hidup tersembunyi Keluarga Kudus Nazareth merupakan sumber spiritualitas kami yang tiada habis-habisnya.

Komunitas religius para Missionaris Keluarga Kudus didirikan oleh Pater Jean Berthier, seorang imam Prancis. Dia tergerak untuk mempersiapkan misionaris-misionaris baru bagi Gereja. Sabda kamib suci “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya panenan, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mt 9,37-38) sungguh menggerakkan hatinya. Pada zamannya, banyak orang belum mendengar pewaartaan mengenai Kristus. Dia berkehendak mempersembahkan sebanyak mungkin misionaris bagi Gereja. Untuk itu, ia mendirikan Kongregasi kami pada tahun 1895.

Konstitusi para Misionaris Keluarga Kudus menuntut para anggotanya untuk menghayati tiga karisma. Kharisma pertama adalah: semua anggota merupakan misionaris dan harus mengarahkan diri “bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kami” (Kis. 2,39). Para misionaris yang diutus kepada orang-orang yang jauh memiliki bidang misi yang amat luas. Dari pandangan iman kami, orang-orang yang masih jauh dapat berarti mereka yang hidup di benua-benua lain namun juga mereka yang hidup di negeri sendiri dan jauh dari iman akan Allah dan Kristus. Tiap-tiap propinsi memiliki kewajiban untuk menentukan tugas misi bagi para anggotanya.

Kharisma kedua dari Kongregasi adalah pastoral panggilan gerejani. Ini merupakan kebutuhan mendesak Gereja berhubung panggilan hidup religius berkurang hampir di mana-mana. Di beberapa belahan dunia kekurangan ini muncul dalam wujud yang amat memprihatinkan. Akan tetapi, para misionaris Keluarga Kudus tidak sekedar hanya mencari para calon demi pelayanan gerejawi. Konstitusi mengatakan kepada para anggotanya bahwa mereka juga harus memberi perhatian pastoral khusus dan manusiawi kepada mereka yang sedang bekerja di dalam Gereja.

Kharisma ketiga dari Kongregasi adalah tugas dalam pastoral keluarga. Dengan perutusan ini, para misionaris Keluarga Kudus mengikuti baik Konstitusi mereka maupun panggilan mendesak Paus Yohanes Paulus II pada Kongregasi kami di tahun 1995.

Demi misi di zaman kami, bagi karya pastoral panggilan hidup religius, dan untuk karya pastoral keluarga; kami menemukan orientasi dalam pribadi kudus Yesus, Maria, dan Yosep. Orientasi ini membimbing kami pada misteri inkarnasi Yesus. Bapa telah mengutus PuteraNya ke dunia untuk membawa semua umat manusia yang berkehendak baik pada keluarga besar Allah Bapa Surgawi. Meditasi atas inkarnasi Yesus Kristus serta hidup panjang dan tersembunyiNya di Nazareth merupakan sumber inspirasi bagi kami, Misionaris Keluarga Kudus.